Pages

Selasa, 06 Maret 2012

Depresiasi

Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan penggunaannya. Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Depresiasi adalah biaya non-kas yang berpengaruh terhadap pajak pendapatan. Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi ketentuan berikut:

1. Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan.

2. Harus mempunyai umur manfaat tertentu, dan umurnya harus lebih lama dari setahun.

3. Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/ kehancuran, usang, atau mengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya.

4. Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi.

Properti yang dapat didepresiasi dikelompokkan menjadi:

- nyata (tangible): dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal (personal property) seperti mesin-mesin, kendaraan, peralatan, furnitur dan item-item yang sejenis; dan properti riil (real property) seperti tanah dan segala sesuatu yang dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut.

- tidak nyata (intangible). Properti personal seperti hak cipta, paten atau franchise.

Depresiasi merupakan komponen penting dalam analisis ekonomi teknik, karena:

1. Dapat dipergunakan untuk mengetahui nilai suatu asset sesuai dengan waktu.

2. Dapat dipergunakan untuk mengalokasikan depresiasi (accounting depreciation) nilai asset tersebut. Pengalokasian tersebut dipergunakan untuk menjamin bahwa asset yang telah diinvestasikan dapat diperoleh kembali setelah masa layannya selesai.

3. Dengan depresiasi dapat dipergunakan untuk pengurangan pengenaan pajak dengan jalan bahwa asset yang diinvestasikan diperhitungkan sebagai biaya produksi, sehingga hal ini berkaitan dengan pajak.

METODE GARIS LURUS

Dalam metode garis lurus maka nilai terdepresi / nilai yang didepresiasikan dari sebuah aktiva dibagi rata sepanjang taksiran umur manfaat aktiva tersebut.

Depresiasi=( Nilai Aktiva – Residu ) / Taksiran Umur Manfaat

contoh

Sebuah truk dibeli oleh PT Suka Maju pada tgl 1 Februari 19x1, harga beli Rp. 12.000.000, biaya perbaikan Rp. 1.000.000 taksiran nilai residu Rp. 1.000.000, taksiran masa manfaat 5 tahun, tentukan depresiasi

biaya depresiasi = 13.000.000 – 1.000.000 / 5 : 2.400.000

table depresiasi

Tahun

Jml terdepresiasi

Biaya depresiasi

Akumulasi depresiasi

Nilai buku

19x1

19x2

19x3

19x4

19x5

12.000.000

12.000.000

12.000.000

12.000.000

12.000.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

2.400.000

4.800.000

7.200.000

9.600.000

12.000.000

10.600.000

8.200.000

5.800.000

3.400.000

1.000.000

Hitunglah

  1. tariff depresiasi
  2. depresiasi pertahun
  3. nilai buku setelah 5 tahun

dari suatu aktiva yang berharga Rp. 10.000.000 yang dibeli tanggal 5 Januari. Setelah akhir umur manfaatnya selama 10 tahun nilai sisa Rp. 2.000.000.

  1. tariff depresiasi : 100% / umur taksiran

: 100% / 10 : 10%

  1. depresiasi : (harga perolehan – nilai sisa) x tariff depresiasi/tahun

: 10.000.000 – 2.000.000 x 0,1

: 800.000/ tahun

  1. nilai buku

depresiasi selama 5 tahun : 800.000 x 5 = Rp. 4.000.000

nilai buku : harga perolehan – akumulasi depresiasi

: 10.000.000 – 4.000.000

: 6.000.000

METODE UNIT PRODUKSI

Dalam metode ini nilai depresiasi tergantung kepada banyaknya produksi yang sudah dihasilkan oleh aktiva tersebut ( biasanya berupa mesin produksi ). Semakin banyak produksi yang dihasilkan oleh mesin tersebut maka akan semakin banyak pula depresiasinya.

Depresiasi =( Produksi yang dihasilkan / Taksiran Kemampuan Berproduksi ) x Nilai Terdepresi

Contoh :

PT Kita membeli mobil bekas seharga Rp. 600.000 dan mengeluarkan Rp. 150.000 sebagai biaya reparasi, berapa depresiasinya dan nilai buku pada akhir tahun kedua jika mobil tersebut mempunyai nilai sisa Rp. 150.000 dan taksiran umur manfaat 85.000 km lagi, pada tahun pertama mobil dipakai sejauh 12.000 km dan tahun ke dua menempuh 14.000 km

depresiasi perunit : 750.000 – 150.000 / 85.000 km

: Rp 7 / km

Depresiasi th 1 : 7 x 12.000 : 84.000

th 2 : 7 x 14.000 : 98.000

akumulasi depresiasi : 84.000 + 98.000 = 182.000

nilai buku akhir tahun kedua : 750.000 – 182.000 = 568.000

METODE SALDO MENURUN GANDA

Metode ini tidak memperhitungkan adanya nilai sisa / residu. Depresiasi tiap periode menggunakan prosentasi yang sama akan tetapi menghasilkan nilai yang berbeda karena nilai depresiasi pertama mengurangi nilai aktiva pada periode kedua dan seterusnya. Artinya nilai aktiva setiap periode selalu berbeda karena nilai aktiva menurun.

Prosentasi Depresiasi =( 100% / taksiran umur manfaat )x2

Depresiasi Periode 1= Prosentase Depresiasi xNilai Aktiva Periode 1

DEpresiasi Periode 2 =Prosentase Depresiasi x Nilai Aktiva Periode2. Dimana nilai aktiva periode 2 adalah nilai aktiva awal dikurangi nilai depresiasi periode 1.

contoh :

Sebuah truk dibeli oleh PT Bromo pada tgl 1 Januari 19x1, harga beli Rp. 12.000.000, biaya perbaikan Rp. 1.000.000 taksiran nilai residu Rp. 1.000.000, taksiran masa manfaat 5 tahun, tentukan depresiasi

biaya depresiasi : 13.000.000 x 40% : 5.200.000

Tahun

Jml terdepresiasi

Tariff

Biaya depresiasi

Akumulasi depresiasi

Nilai buku

19x1

19x2

19x3

19x4

19x5

13.000.000

7.800.000

4.680.000

2.808.000

1.685.000

40%

40%

40%

40%

40%

5.200.000

3.120.000

1.872.000

1.123.000

685.000

5.200.000

8.320.000

10.192.000

11.315.000

12.000.000

7.800.000

4.680.000

2.808.000

1.685.000

1.000.000

Jika suatu aktiva mempunyai nilai sisa maka depresiasi untuk tahun terakhir dihitung sbb :

Depresiasi : Nilai buku awal tahun terakhir – nilai sisa

: 1.685.000 – 1.000.000 : 685.000

METODE JUMLAH ANGKA TAHUN

Dalam metode ini depresiasi pada periode pertama jumlahnya paling besar dan dan pada periode terakhir depresiasinya paling kecil. Jadi depresiasi setiap periode berkurang sesuai dengan jumlah angka tahun taksiran umur manfaatnya. Jika taksiran umur manfaat n tahun maka cara menghitungnya adalah

S = n(n+1)/2

Depresiasi tahun 1 =( n / S ) x Nilai Terdepresi

Depresiasi tahun 2=( ( n-1 )/ S ) x Nilai Terdepresi

Depresiasi tahun 3=( ( n-2 ) / S ) x Nilai Terdepresi

Seterusnya sampai habis taksiran umur manfaatnya.

Contoh :

Sebuah mesin dibeli oleh PT Texmaco, berapa depresiasinya untuk 2 tahun pertama jika mesin punya nilai sisa 192.000 dan taksiran umur manfaat 25 tahun, harga mesin tersebut 1.350.000

Jawab

S : 25 (25+1) / 2 : 325

Jumlah terdepresiasi : 1.350.000 – 192.000 : 1.158.000

Depresiasi : jumlah terdepresiasi x angka pecahan

Th 1 : 1.158.000 x 25/325 : 89.077

2 : 1.158.000 x 24/325 : 85.513

Sumber:

http://blogtiara.wordpress.com/2011/03/28/depresiasi/

http://economy.okezone.com/read/2012/02/24/213/581621/depresiasi-dolar-as-bantu-lonjakan-harga-minyak

elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ekonomi.../bab6_depresiasi.pdf

staff.ui.ac.id/internal/132161170/material/ekotek_depresiasi.pdf

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110705234444AAC5pQO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar